Sejarah Raden Kian San Tang
tulisan oleh: Kandjeng Pangeran Karyonagoro, 2005
Kian Santang adalah tokoh tasawuf dari tanah pasundan yang
ceritanya melegenda khususnya di hati masarakat pasundan dan kaum tasawuf
ditanah air pada umumnya. Tokoh kian-santang ini pertama kali berhembus dan
dikisahkan oleh raden CAKRABUANA atau pangeran walangsungsang ketika
menyebarkan islam di tanah cirebon dan pasundan. Pangeran cakrabuana adalah
anak dari prabu sili-wangi atau jaya dewata raja pajajaran, yang dilahirkan
dari permaisuri ketiga yang bernama nyi subang larang, subang-larang sendiri
murid dari mubaliq kondang yaitu syeh maulana-hasanudin atau terkenal dengan
syeh kuro krawang.
Mulanya yaitu, ketika raden walangsungsang memilih untuk pergi
meninggalkan galuh pakuan atau pajajaran, yang di sibebabkan oleh keberbedaan
haluan dengan keyakinan ayahnya yang memeluk agama “shangyang”, pada waktu itu.
diriwayatkan beliau berkelana mensyi’arkan islam bersama adiknya yaitu rara
santang (ibu dari syarif hidayatullah atau “sunan gunung jati”) dengan membuka
perkampungan di pesisir utara yang menjadi cikal-bakal kerajaan caruban atau
kasunanan cirebon yang sekarang adalah “kota madya cirebon”.
Legenda kian-santang sendiri diambil dari sebuah kisah nyata,
dari tanah pasundan tempo dulu yang ceritanya pada waktu itu tersimpan rapi
berbentuk buku di perpustakaan kerajaan pajajaran. Karena pajajaran adalah
hasil penyatuan dua kerajaan antara galuh dan kerajaan sunda pura yang dimana
kerajaan galuh dan sundapura adalah dua kerajaan pecahan dari taruma negara,
yang di masa prabu PURNA-WARMAN yaitu raja ketiga dari kerajaan taruma negara
yang di pecah menjadi dua yaitu tarumanegara yang berganti sundapura dan
ibukota lama menjadi galuh pakuan. Dan jaya dewata menyatukan kembali dua
pecahan kerajaan taruma negara menjadi pajajaran.
Di mana di kisahkan pada waktu itu yaitu abad ke 4m atau tahun
450 pernah terdapat putra mahkota yang sakti mandraguna bernama GAGAK LUMAYUNG
yang dalam ceritanya “di tataran suda dan sekitarnya ,tak ada yang mampu
mengalahkan ilmu kesaktiannya. hingga suatu saat datang pasukan dari dinasti
TANG yang hendak menaklukkan kerajaan tarumanegara. namun berkat gagak
lumayung, pasukan TANG dapat di halau dan tunggang-langgang meninggalkan taruma
negara.
Semenjak itu raden gagak lumayung di beri sebutan ”KI AN SAN
TANG” atau ”penakluk pasukan tang” Di ceritakan sang kiansantang ini karena
saking saktinya hingga dia rindu kepingin melihat darahnya sendiri. Hingga
sampailah di suatu ketika sa’at dia mendapat wangsit di tapabratanya bahwah di
tanah arab terdapat orang sakti mandraguna. Konon: dengan ajian napak
sancangnya raden kian santang mampu mengarungi lautan dengan berkuda saja. “Di
mana dalam ceritanya ketika sampai di pesisir beliau bertemu seorang kakek ,dan
padanya dia minta untuk di tunjukan di mana orang sakti yang kian santang
maksud tersebut”. Dan dengan senang hati si-kakek tersebut menyanggupinya
dan sementara dia mengajak beliau “kiansantang” untuk mampir dulu ke rumahnya.
Al-kisah setelah sampai di rumahnya tongkat dari sang kakek
tersebut tertinggal di pesisir dan minta kian santang untuk mengambilkanya
,konon dikisahkan si-kian santang tak mampu mencabutnya sampai tanganya
berdarah-darah ,disitulah kian santang baru sadar kalau kakek itu adalah orang
yang di carinya. Dan akhirnya dengan membaca kalimah syahadat yang di
ajarkan sang kakek tadi “yang akhirnya menjadi guru spiritualnya” tongkat
tersebut dapat di cabut .
Cerita tersebut membumi sekali sampai saat sekarang. Dan yang
aneh, kebanyakan orang menduga kalau kian santang itu adalah raden walang
sungsang. Padahal banyak sekali cerita yang sepadan dengan kisah raden walang
sungsang tersebut. Yang sesungguhnya dialah yang mengisahkan justru dialah yang
di kira pelaku (raden walang sungsang atau pangeran cakrabuana) sebagai tokoh
yang diceritakan itu. Tujuannya adalah hanya sebagai media dakwah dan
penyebaran islam di bumi cirbon dan sekitarnya. Sehingga sampai sekarang banyak
kalangan yang menyangka raden walangsungsang adalah kian santang bahkan ada
yang menafikan kian santang adalah adik cakrabuana dan kakak dari rara santang.
Raden walangsungsang mengambil cerita ini dari perpustakaan
kerajaan pajajaran dengan pertimbangan karena kisah itu mirip dengan kisahnya,
Yang di mana kian santang setelah pulang dari arab dia ingin meng-islamkan
ayahnya prabu purnawarman namun di tolaknya dan kian santang memilih
meninggalkan istana dan tahtanya di berikan adiknya yaitu darmayawarman. Begitu
pula raden walang sungsang yang pernah merantau ke arab dan meningkahkan
adiknya rara santang yang di ambil istri oleh putra kerajaan mesir waktu itu dan
pernikahan berlangsum di mesir yang dari perkawinan inilah nanti akan lahirlah
raden syarif hidayatullah atau sunan gunung jati.
Keinginan Walangsungsang untuk meng-islamkan prabu siliwangi
ditolak mentah-mentah dan ayahnya tidak ingin bertarung dengan anaknya maka dia
memilih mensucikan diri atau bertapa, konon beliau menjelma macan putih.
Pengambilan kisah penokohan dalam sebuah ceritra seperti ini sebenarnya pernah
pula terjadi pada era sebelum raden walang sungsang yang tepatnya dilakukan
oleh raja jaya-baya (raja islam pertama di tanah jawa) dari kerajaan panjalu
atau kediri, di mana suaktu masih di pegang raja airlangga kerajaan tersebut
bernama kerajaan KAHURIPAN dan karena kedua anaknya semua meminta tahta maka
kahuripan di bagi dua yaitu panjalu dan jenggala. Sepanjang perkembangan dua
kerajaan tersebut selalu bermusuhan dan pada masa kerajaan panjalu dirajai oleh
jaya baya, panjalu mampu menaklukkan jenggala dan di satukan lagi antara
jenggala dan panjalu.
Pada waktu panjalu menaklukkan jenggala rajanya jaya-baya
meminta empu sedha dan empu panuluh untuk mengutip naskah dari india yang
judulnya maha barata. namun di ferifikasi dengan gaya jawa. Sebagai perlambang
atas kemenangan perang saudara panjalu atas jenggala. Yang akhirnya kitab
tersebut di beri judul barata-yuda. Dan dalam kisah klasik jawa ini banyak
kalangan masarakat yang mengira bahwa jaya baya adalah kelanjutan dari trah
barata yaitu cicit dari parikesit putra abimanyu.
Juga kisah lainnya yang serupa pernah pula hadir kemasarakat
yang tujuannya waktu itu sebagai media dakwah untuk melindungi rongrongan
ajaran syariat terhadap kaum sufi.maka ketika bergerak menyebarkan islam WALI
SONGO menurt banyak kalangan membuat cerita al-halaq fersi indonesia yaitu syeh
siti jenar. Yang menurut Doktor Simon dari UGM Yogja berdasarkan temuannya
karya-karya besar berupa naskah suluk dari sunan kali jaga dan lain sebagainya.
Dapat di pastikan tokoh siti jenar adalah imajener hanya untuk media dakwah dan
melindungi islam agar tetap pada ajaran ahlusunah wa jamaah.