Saturday, November 24, 2012


BUAH PINANG UNTUK NENEK..!

Semilir angin diantara perbukitan nampak menggoyangkan ranting – ranting pepohonan yang  mulai ditumbuhi daun-daun baru di kaki bukit yang di aliri air yang begitu jernih, nampaklah sebuah desa yang cukup ramai dengan hilir mudik penduduk  yang begitu semangat menyambut datangnya musim semi dan mulai bercocok tanam. Diantara rumah-rumah penduduk tersebut ada sebuah rumah yang menghadap kearah terbitnya sinar mentari pagi sehingga nampak terang diterpa sinar, rumah yang sudah mulai tua dimakan usia yang hanya beratapkan daun-daun kering dan bertiangkan kayu-kayu yang sudah hampir sebagian dimakan oleh rayap, penghuni rumah tersebut adalah nenek Siti yang tinggal dengan cucu prempuannya yang masih berumur 9(sembilan) tahun, Putri nama anak perempuan yang sangat lucu nan cantik itu.

Putri seorang anak yang selalu  tegar pantang menyerah diusianya yang masih sangat muda ia harus kehilangan kedua orang tuanya yang meninggal dalam musibah longsor di perbukitan, keseharian putri setelah pulang dari sekolah membantu neneknya di kebun dan sesekali membelah kayu bakar ketika sudah tinggal sedikit. Pekerjaan yang dilakukan putri tidak memandang itu pekerjaan seorang laki-laki ataupun perempuan dia hanya ada satu niat membantu neneknya agar lebih ringan , suatu malam nampak putri beserta  nenek siti tengah duduk bersama    diterangi  lampu lentera yang menempel di bilik rumahnya yang sudah mulai rapuh, putri yang tersenyum manis menatap kepada neneknya yang tengah mengunyah daun sirih dan buah pinang yang di satukan membuat bibir dan gigi neneknya menjadi berubah warna cairan  merah seperti darah, tapi itu bukanlah racun ataupun sesuatu yang berbahaya, nenek siti sangat senang terhadap  daun sirih dan buah pinang yang memang sangat berguna untuk penguat gigi dan menghindari bau tak sedap. Nenek siti mengusap kepala putri dan berkata” ada apa putri..memandang nenek setajam itu..?” putri memeluk tubuh neneknya seraya berkata “ aku sayang nenek …aku berjanji akan selalu dekat nenek..!?” nenek siti sangat sedih mendengar cucunya berkata bah seorang bidadari kecil yang sedang memeluk dirinya.

 Suatu saat di siang hari yang berkebetulan hari itu adalah hari libur bagi putri dijadikan hari penuh untuk membantu nenek baik ke kebun dan dirumah, bagi seorang gadis kecil yang masih memerlukan saat-saat bermain dengan teman-temannya putri sudah dapat membedakaan kapan waktunya ia bermain dan bekerja membantu neneknya . siang itu putri tengah merapihkan kayu bakar di belakang rumah dengan wajah yang ceria sehingga tidak ada raut wajah yang dibebankan, ditengah-tengah pekerjaannya itu ia di kejutkan dengan suara seseorang memanggilnya “ putri…putri…. Asalamualaikum..!?” putri menoleh kearah suara yang memberikan salam tersebut  dan menjawab salamnya “ wa’alaikumsalam…..eh kamu sila…! Aku kira siapa…?” ,seorang teman  yang biasanya bermain dan belajar bersama.  Setelah tidak lama putri menyelesaikan pekerjaannya ia kembali berbicara kepada sahabatnya itu “ sila.. kamu sudah mengerjakan tugas agama dari pak guru ahmad ..belum  ?” silla menggelengkan kepala dan berkata “ belum put… makanya aku kesini mau mengajak kamu belajar dan menyelesaikan tugas agama..!?” putri memandang kearah sahabatnya silla dan tersenyum manis seraya berkata kembali “ o..ya… aku sangat senang boleh…. Kita kerjakan nanti bersama di rumah ku ya…!?” ditengan percakapan dua gadis cilik yang nampak duduk di teras rumah yang beralaskan bambu yang di sebut bale-bale bagi orang  Jawa Barat menyebutnya, nampak nenek siti telah pulang dari kebun dan melihat putri bersama temannya yang sudah tidak asing lagi bagi nenek siti karena memang sudah sering silla datang kerumah putri untuk belajar bersama.

Nenek siti tersenyum dengan raut wajahnya yang nampak sudah dipenuhi garis-garis perjuangan diusianya yang sudah tidak muda lagi, tapi senyumnya dan putih giginya nampak masih kokoh dengan usia setua nenek. Putri melihat akhir – akhir ini nenek sudah jarang mengunyah daun sirih karena buah pinang yang sudah habis sedangkan untuk mencarinya lumayan sulit karena pohon pinang yang tinggi dan sudah mulai jarang berbuah di musim ini, dalam benaknya  putri sangat sedih .

Dipagi yang mengawali hari liburnya putri bermaksud mencarikan buah pinang untuk neneknya ia sudah menyusuri kebun dan hutan di kaki bukit berharap mendapatkan buah pinang yang jatuh tapi masih blm mendapatkan satupun , ia terus berjalan dan ketika hatinya mulai patah harapan ia melihat satu pohon pinang di pekarangan rumah seorang penduduk kampung, ia memberanikan diri meminta buah pinang kepada yang punya ,tapi sayang saat itu yang punya akan pergi ke kebun jadi tidak bisa mengambilkannya hanya memberikan ijin jika bisa ambil sendiri menggunakan galah. Sesaat putri merasa sangat sulit dengan tubuh kecilnya mengangkat galah yang cukup berat untuk ukuran anak perempuan seperti putri, tapi ketika melihat buah pinang seakan ia melihat bayangan neneknya yang ia sayangi pengganti kedua orang tuanya yang sudah tidak ada lagi, akhirnya dengan tekad yang ia miliki walau hanya anak perempuan dia bisa mendapatkan buah pinang tersebut tanpa merasa telapak tangannya yang lembut merah dan terluka, ia berlari ke rumahnya dan mengucapkan Alhamdulillah akhirnya aku bisa. Sesampainya di rumah neneknya  nampak tengah merapihkan lembaran sirih dan termenung karena buah pinangnya sudah habis, ketika putri memberikan buah pinang alangkah senangnya dan meneteskan air mata haru setelah melihat telapak tangan cucunya yang ia sayangi luka hanya untuk mendapatkan setangkai buah pinang. Tubuh mungil putri di peluknya dan mengucapkan syukur kepada tuhan.

TAMAT

No comments:

Post a Comment

komentar anda: